Sabtu, 19 Juni 2010

Brigjen Tan Aspan, Pangdam VI Tanjungpura

KALIMANTAN AMAN
DARI TERORIS


“Harus disadari, luas
wilayah Kalimantan
lima kali lebih besar
dari Pulau Jawa.
Begitu luasnya
wilayah tersebut,
sehingga tingkat
ancaman yang
dihadapi juga cukup
besar”
BRIGJEN Tan Aspan telah dilantik
sebagai Pangdam VI/ Tanjung Pura
Balikpapan menggantikan Mayjen TNI
Soehartono Suratman oleh KSAD
Jenderal TNI George Toisutta beberapa
waktu lalu Tan Aspan yang sebelumnya
menjabat sebagai Kepala Staf
Komando Daerah Militer (Kasdam) VI/
Tanjungpura, sedangkan Soehartono
menduduki jabatan baru sebagai
Asisten Operasi (Asops) Mabes TNI.
Dalam sambutannya KSAD
mengatakan, Kodam VI/Tanjungpura
adalah satu kompartemen strategis
matra darat dan komando kewilayahan
yang tergelar sebagai kekuatan darat
TNI di wilayah Kalimantan. Dia
menambahkan, Kodam VI/Tanjungpura
memiliki peran yang sangat strategis
dalam upaya menjaga stabilitas
keamanan bagi pembangunan daerah
di wilayah ini.
”Harus disadari, luas wilayah
Kalimantan lima kali lebih besar dari
Pulau Jawa. Begitu luasnya wilayah
tersebut, sehingga tingkat ancaman
yang dihadapi juga cukup besar,” ujar
dia.Yang sangat mengancam stabilitas
keamanan adalah masalah terorisme
dan itu merupakan salah satu tugas
yang diembankan kepada pundak
Pangdam yang baru dilantik.
Walaupun saat ini Pulau Kalimantan
dinilai sangat aman dari jaringan teroris
dibandingkan dengan daerah lain. Alih
tugas dan jabatan diperlukan dalam
mengembangkan kemampuan dalam
dimensi kepemimpinan, manajemen
dan profesionalisme keprajuritan yang
bermuara pada optimalnya
pelaksanaan tugas pokok TNI AD di
wilayah im.
KSAD mengatakan, Kodam Vl/
Tanjungpura adalah satu kompartemen
strategis matra darat dan komando
kewilayahan yang tergeiar sebagai
kekuatan darat TNI di wilayah
Kalimantan. “Sebagai komando
kewilayahan, tugas pokok Kodam Vl/
Tanjungpura adalah menegakkan
kedaulatan wilayah darat Negara
Kesatuan Republik Indonesia di wilayah
Kalimantan,” ujar dia.
Meski demikian menurut Pangdam,
daerah perbatasan Kalimantan Timur
dan Kalimantan Barat bisa saja
dijadikan daerah lintas bagi pelaku
teroris. Namun sejauh ini belum
ditemukan indikasi ke arah itu.
”Itu bisa saja, tapi kita sudah minta
kepada semua aparat di level bawah
dan masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan nasional. Kalau
masyarakatnya waspada, maka tidak
ada tempat bagi Noordin M Top
mengembangkan jaringan sel
terorisnya. Ini yang musti diingatkan
kepada kita semua,” jelas Tono.
Karena itu, pihaknya juga telah
mengingatkan kembali kepada
masyarakat, tokoh masyarakat, RT,
Kelurahan untuk mewaspadai
kemungkinan terjadinya tindakan teror
di lingkungan.
”Kita minta dihidupkan lagi
siskamling, komunikasi ketuk tular dan
yang paling penting juga sejak usia dini
anak-anak perlu diberikan pemahaman
seperti yang dilakukan di Singapura, anak
SD-SMP dijelaskan soal pelaku-pelaku
teror seperti Kastari (teroris yang kabur
dari tahanan Singapura),” jelasnya.
Pihak TNI termasuk Kodam, sejak
bom Hotel JW Marriot pertama tahun
2003 silam, telah mengaktifkan desk
anti teror yang berada di bawah
kordinasi Pusdalops.
”Di Kodam Tanjungpura kita miliki
raider 600 Pasukan pemukul Reaksi
cepat. Kekuatan ini bersifat standby.
Jika sewaktu-waktu dibutuhkan kita
siap,” tambahnya
Sementara menyinggung
pengamanan obyek vital nasional di
wilayah Kaltim, menurut Pangdam,
pengaman dalam yang dimiliki
perusahaan seperti Total sudah
menggunakan standar nasional dan
internasional. ”Akan tetapi TNI-Polri
tanpa diminta telah melakukan
pengamanan bersama baik terbuka
maupun tertutup,” tegasnya.****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar